Tentang Jarak

April 24, 2018

https://unsplash.com

Jarak yang paling jauh adalah ketika kamu dan aku sudah menuju lupa. Hal-hal mengenai "kita" sudah mulai terasingkan. Sedikit demi sedikit terkikis seperti ombak yang menerjang batu karangnya. Jauh dari kata jarak, pernah ada harapan yang erat di genggam kuat. Dengan kamu dan aku, bertemu lalu menuju yang menjadi keinginan kita saja.
Segala seruan sesak di dada mampu memulihkan segalanya dengan adanya kamu di bagian hidupku. Pun juga penat yang ada.

Yang aku suka sebelum ada jarak ini adalah bahumu dan pelukmu. Karena di sana aku bisa menemukan sebuah tenang. Tanpa perlu bicara sekalipun, kamu mampu menjadi mengerti dan pelukmu seolah membuatku benar-benar ingin menetap.

Entah kenapa berada di dekatmu menjadi hal yang paling menyebalkan sekaligus menyenangkan. Karena rindu sehari saja tanpa ada ragamu bagiku itu menyebalkan. Bertemu segalamu itu menyenangkan buatku sebab ada bahagia yang tidak di buat-buat namun alami.

Sayangnya waktu terlalu baik pada kita kemarin dan semesta terlalu cemburu pada kedekatan kita. Jarak kini menjadi begitu menyesakkan. Rindumu tidak lagi terhadapku bahkan perhatianmu sudah berada di pilihanmu yang lain.

"Duniaku kini sunyi kembali, kepergianmu membuat segalanya menjadi berjarak dan terlupakan, bahkan rindu kini sudah tidak bisa pulang ke masing-masing hati kita".

Pada jarak, kini aku belajar bahwa memiliki tanpa campur tangan Tuhan tidak akan baik-baik saja.

"Jujur saja, aku begitu cemburu pada apapun yang berada di dekatmu, sebab aku adalah perempuan yang cemburu pada duniamu." 


You Might Also Like

0 WRITE A COMMENT

Flickr Images