Diantara Cerita Kopi

Februari 19, 2017

Pada kehendak waktu, kopi seraya mengingatkan tentang nama yang pernah tinggal

Lalu tanggal

Malam ini hujan. Sesekali aku ingin mengenangmu lewat rasa kopi yang berbeda

Pada detik ini apa kamu pernah sesekali menaruh rindu yang amat kurang ajar terhadapku?
Pada detik ini apakah masih aku yang kamu fikirkan?
pada detik ini pernahkah kamu menyesali sebuah perpisahan dari yang bernama kita?

Waktu yang pernah dilalui akan berlalu secepat kau meninggalkan pesan yang terburu-buru "mari saling melupakan satu sama lain".

Hari ini entah mengapa aku ingin mengenang apa yang seharusnya tak perlu aku buka kembali. Karena bisa saja hati menjadi sulit untuk melupa apa yang seharusnya dilupakan. Ketiadaanmu rupanya dapat memporak porandakan isi yang ada di dalamnya, beku di antara jajaran yang ingin singgah.

Mencintaimu seharusnya biasa saja tanpa perlu memakai terlalu, agar tak hancur lebur karena ulahmu.

Kepadamu aku pernah tinggal dan kepadamu juga aku ditinggalkan, rasanya waktu begitu terburu-buru bagaimana cinta bisa semenyakitkan ini, bukankah saat itu kita sedang cinta-cintanya? Tapi kenapa harus aku sebagai orang yang kau tinggalkan? Padahal kau sendiri yang berucap "kau pantas untukku".

 Aku diambang batas dalam kesegala arah
Tak bebas bergerak seperti angin yang ini pergi kemana maunya
(Masih) terjaga di antara mimpi tantangmu

Mataku dan matamu, keduanya pernah saling bertemu diantara heningnya malam.

Pulanglah, kembali ke hati yang pernah kau sebut rumah.


You Might Also Like

0 WRITE A COMMENT

Flickr Images